Rabu, 09 September 2009

Sekolah Memasak Mengubah Citra Memasak

Selama ini memasak dianggap sebagai satu hal yang kadang merepotkan, dan tidak semua orang menyukainya. Padahal, dari keahlian yang satu ini, selain mengenyangkan perut tentunya, memasak bisa menghasilkan uang bagi sang juru masak.


Belakangan ini, bisnis kuliner merupakan ladang bisnis yang dianggap cukup menjanjikan. Setiap tahunnya muncul restoran dan kafe baru, gerai-gerai makanan yang memenuhi areal food court di mal-mal, hingga gerai makanan yang berada di pinggir jalan.

Hal itu dapat dijadikan barometer, bahwa mendirikan usaha di bidang kuliner masih merupakan prospek yang bagus.
Kenyataan ini, tentu saja turut membuka peluang berdirinya sekolah-sekolah memasak, untuk memenuhi kebutuhan jago-jago masak yang handal. Bentuk dan sifat sekolah memasak pun tidak terikat. Bisa bersifat formal, seperti sekolah perhotelan, maupun yang bersifat informal seperti tempat kursus.

Memasak untuk semua kalangan
Saat ini, dunia masak-memasak dipenuhi oleh kaum pria. Lihat saja, koki-koki masak di beberapa hotel dan resto terkenal mayoritas adalah laki-laki. Padahal menurut orang dulu, wanita itu harus pintar memasak. Karena memasak, seakan menjadi bagian tak terpisahkan dengan kegiatan para wanita, sehari-hari dalam rumah tangga.

Memasak bagi sebagian orang dianggap merepotkan, karena harus berada di dapur, berhadapan dengan kompor, penggorengan, panci, dan bumbu-bumbu masak yang berbagai jenis dan berbagai aroma. Terbayang bagaimana ketidaknyamanan berada di dapur, meski hanya beberapa jam saja. Yah, mungkin Anda termasuk salah satu orang yang malas untuk ke dapur dan merasa bosan atau tidak menyenangkan membuat masakan.

Anggapan memasak adalah sesuatu yang tidak menyenangkan ini coba ditepis oleh Lely Simatupang. Lulusan Teknik Kimia ITB ini meninggalkan karirnya yang sedang menanjak di dunia bisnis untuk mendirikan sebuah sekolah kuliner profesional di Indonesia, dengan nama ChezLely Culinary School yang dibuka pada tanggal 19 Juni 2005 lalu.

Melalui sekolah yang didirikannya ini, Lely menginginkan agar semua orang bisa memasak, tidak hanya perempuan tapi juga laki-laki, dan paling tidak mereka bisa memasak untuk dirinya sendiri. Selain itu Lely juga berpendapat bahwa keterampilan memasak itu semakin dini diajarkan, semakin baik hasilnya untuk masa tua nanti.

Belajar memasak dengan fun
“Belajar memasak itu adalah sesuatu yang menyenangkan,” menurut Regie (24) siswa ChezLely Culinary School.
Meski ia sudah lulus dari kedokteran, Regie mencoba belajar di bidang lain yang ia sukai, yakni memasak. Alasannya, karena ia senang berada di dapur dan ada kepuasan tersendiri dalam membuat makanan.

Regie sendiri kini sudah bisa memasak makanan Eropa, seperti masakan Perancis, Italia, China, Jepang, India dan tentu saja Indonesia. Padahal Regie baru 2 bulan belajar memasak. “Yang paling susah membuat masakan Indonesia. Bumbunya cukup banyak, dan bahan dasarnya tidak hanya satu. Kalau masakan luar (Eropa), pakai dua bumbu saja bisa jadi masakan”. Ungkap pria yang bercita-cita membuka bisnis restoran ini.

Selain Regie, Adi (26) yang juga siswa ChezLely Culinary School, mengungkapkan bahwa dunia memasak adalah dunia yang mengasyikan dan seru. “Memasak memang repot, tapi repotnya itu yang asik. Apalagi makanan yang dimasak hasilnya enak dan disukai banyak orang,” ujar pria asal kota gudeg ini yang bercita-cita mensukseskan rumah makan keluarganya.

Sependapat dengan Regie dan Adi, Ben (23) juga mengungkapkan bahwa berada di dapur dan memasak adalah hal yang menyenangkan. “Selain hobi masak dan suka makan, saya juga ingin menjadi seorang chef profesional. Makanya saya meninggalkan bangku kuliah dan belajar masak di Chezlely,” ungkap Ben.

Para siswa laki-laki ini, tidak merasa malu atau minder karena balajar memasak. Fakta banyaknya chef laki-laki, membuat mereka giat untuk terus belajar memasak. Keingiinan mereka adalah menjadi chef handal atau membuka bisnis kuliner di Indonesia, karena lapangan pekerjaan di bidang ini sangat terbuka luas.

Selain keasyikan dalam memasak, suasana kekeluargaan, kenyamanan dan kegembiraan dalam belajar memasak, juga dicari. Hal ini perlu karena dapat membuat mereka semakin jatuh cinta pada dunia masak-memasak. “Kalau tempat belajarnya tidak nyaman dan fasilitasnya tidak lengkap, belajar memasak pun jadi membosankan,” ujar Regie.

Keuntungan yang diraih dengan mengikuti sekolah memasak, bukan sekedar kemampuan membuat aneka masakan makanan dari berbagai Negara saja. Namun, diajarkan juga memasak dengan menggunakan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point), yaitu standar kemanan pangan. Sistem ini mencakup pemilihan bahan, cara mengolah, dan menyimpan bahan makanan agar aman dan tidak terkontaminasi elemen yang dapat merusak bahan makanan.

Biaya belajar memasak
Biaya yang dibutuhkan untuk belajar di sebuah sekolah memasak memang terbilang mahal. Bahkan bisa mencapai kisaran Rp 15.000.000 untuk satu level selama satu bulan, dengan biaya pendaftaran sebesar Rp 500.000. Biaya ini sudah termasuk seragam, 1 set pisau yang lengkap, makan siang, fieldtrip, dinner, photogroup, asuransi dan sertifikat.

Mahalnya biaya tersebut sebanding dengan keuntungan yang Anda dapatkan. Yakni, Anda bisa membuka bisnis restoran atau kafe, yang tentunya secara financial dapat menghasilkan keuntungan bagi Anda. Lalu Anda dapat juga membuat makanan kuliner dari berbagai Negara, membuat resep makanan, menjadi chef professional dan menjadi chef idaman dalam keluarga. (tha. Foto : Ahmad & dok. ChezLely Culinary School)


Tips Masak
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam memasak, diperlukan cara - cara yang benar dan juga praktis agar acara memasak kita menjadi lebih menyenangkan. Cobalah beberap tips dibawah ini:
• Biasakan untuk menggantung daging selama 10¬-15 menit setelah diambil dari lemari es, sebelum dipotong-potong dan dimasak. Dengan demikian, sari-sari daging tersebut meresap secara sempurna. Masa penggantungan daging akan menghasilkan daging yang kuat, keras, dan lentur sehingga dapat dengan mudah dipotong.

• Jika membuat burger, buatlah di tengah-tengah burger tadi lingkaran kecil sekitar 1 cm. Lingkaran ini berguna agar burger dapat matang dengan sempurna karena dimasak dari dua arah (luar dan dalam).

• Jika Anda ingin memasak ayam yang sudah dipotong-potong, mulailah dari daging ayam yang berwarna lebih gelap karena warna gelap biasanya matangnya lebih lama dibanding yang berwarna putih. Dengan demikian, ayam matang secara bersamaan.

• Jangan lupa oleskan jeruk pada ikan sebelum dimasak. Air jeruk membuat ikan tambah lezat dan tak berubah warna saat digoreng.

• Agar kentang atau nasi terasa lebih nikmat dan juga air rebusan tidak tumpah ke mana-mana saat mendidih, tambahkan sesendok makan mentega atau margarin ke dalam air rebusan.

• Kentang tak akan berubah warna ketika direbus jika Anda memasukkan beberapa tetes cuka ke dalam air rebusannya.

• Saat menggoreng kentang, jangan masukkan kentang berlebihan ke dalam penggorengan. Hal ini akan membuat kentang berminyak, basah, dan tidak enak. Sebaiknya masukkan kentang sedikit demi sedikit, sehingga hasilnya sempurna.

• Agar bawang cepat matang saat digoreng, tambahkanlah 1/2 sendok teh garam ke dalamnya. (tha. Berbagi sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar