Rabu, 09 September 2009

Program Double Degree Meningkatkan Mutu Pendidikan atau Sekedar Gengsi?

Perkembangan dunia pendidikan internasional, juga berdampak pada dunia pendidikan nasional. Termasuk di dalamnya adalah mengenai Program Double Degree. Pasca reformasi, banyak Perguruan-perguruan Tinggi (PT), yang membuka Program Double Degree, yang umumnya dengan bekerjasama dengan PT di luar negeri. Hanya saja, masih banyak masyarakat kita yang awam dengan istilah ini. Yang harus diingat, Double Degree adalah berbeda dengan Double Majors.

Double Degree menurut pengertiannya adalah, seorang mahasiswa menyelesaikan kuliahnya dalam rentang waktu tertentu (biasanya 4 tahun), dengan bertempat di 2 PT yang berbeda, dengan 2 gelar yang berbeda, dengan bidang keilmuan yang berbeda. “Program ini mengatur agar seorang mahasiswa mampu menyelesaikan 2 studi sekaligus dalam waktu yang singkat, namun tetap memperhatikan kualitasnya,” ujar Satyadhi Hendra, Overseas Div. Manager of Indonesia-Britain Education Centre (IBEC).

Sedangkan Double Majors adalah program pendidikan yang menyatukan 2 program pendidikan yang sama, dari 2 PT yang berbeda, namun tetap hanya memiliki 1 gelar saja. “Kalau Double Degree itu mahasiswanya mendapat 2 gelar dan 2 ijazah dari 2 PT yang berbeda, bahkan juga mungkin di 2 negara yang beda. Sementara untuk Double Major hanya menghasilkan 1 gelar dan 1 ijazah saya. Dimana ijazah dikeluarkan oleh PT yang melaksanakan ujian Skripsi, Thesis, atau Disertasi,” jelas Hendra lagi. Dicontohkan oleh Hendra, melalui Program Double Degree, seorang mahasiswa bisa memperoleh 2 gelar sekaligus, misalnya M.Sc dan M.Comm, pada saat yang bersamaan dari 2 Fakultas di 2 Universitas yang berbeda. Sedangkan untuk Double Major, seorang mahasiswa Fakultas Desain Universitas Trisakti, akan memperoleh gelar Bachelor of Art’s yang dikeluarkan dan disahkan oleh University of New South Wales, Australia.

Salah satu alasan yang menyebabkan Double Degree dan Double Majors banyak diminati adalah, adanya keterlibatan atau kerja sama dengan universitas ternama di luar negeri. “Ini adalah salah satu faktor penarik minat calon mahasiswa untuk mengikuti Program Double Degree. Disamping tentunya tawaran untuk memperoleh 2 gelar dalam waktu yang bersamaan, juga menjadi alasan program ini dipilih,” ujar Citra I. Lestari, Communication Public Relations Putera Sampoerna Foundation.

Pengaruh Positif
Program Double Degree ternyata membawa hal yang positif bagi mahasiswa dan dunia pendidikan di Indonesia, dan bukan hanya sekedar trend atau gengsi saja. Hal ini dikarenakan tidak mudahnya suatu PT membuka program ini. Hal ini seperti dijelaskan oleh Prof. Dr. Agus Rubiyanto, Wakil Atase Pendidikan KBRI Jerman. “Kualitas pendidikan dan pengajaran di Indonesia dapat ditingkatkan hingga setara dengan universitas-universitas kenamaan di luar negeri. Misalnya saja dengan universitas-universitas di Jerman. Banyak mahasiswa Indonesia yang mengikuti program ini di luar negeri, memperoleh hasil yang membanggakan dan diakui pihak universitas di luar negeri,” ujar Agus, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara. Yang harus dicermati, membuka Program Double Degree harus disertai dengan kepemilikian infrastruktur pendidikan dan penelitian yang baik oleh universitas-universitas di Indonesia. Disini tantangannya, tambah Agus.

Umumnya, program ini berlangsung bagi mahasiswa yang akan mengambil program Magister (S-2). Namun, ada juga yang berlaku untuk program Doktoral (S-3). Bahkan, semenjak tahun 2008 lalu, jenjang Strata 1 (S-1) di Indonesia pun sudah menyelenggarakan program ini.

Program Double Degree di Jakarta
Saat ini, banyak PT atau Universitas di Jakarta yang melangsungkan program Double Degree. Contohnya Universitas Bina Nusantara Internasional. “Mulai tahun 2008 lalu, Northumbria University dari Newcastle, Inggris, telah bekerja sama dengan Binus Internasional dengan menyelenggarakan program Double Degree untuk S-1, bagi Fakultas Desain,” jelas Zarak Rafiq, Asia Pacisifik Regional Officer, Northumbria University. Pun demikian dengan Universitas Indonesia (UI). Universitas Negeri terbesar di Indonesia ini telah menjalin kerja sama dengan Duisburg University – Essen – Jerman, untuk program Magister M.Sc Informatika. UI juga menyediakan program Double Degree untuk gelar Magister M.Comm dan M.Si bagi mahasiswa program Pasca Sarjana di Fakultas Ekonomi, yang bekerja sama dengan University of Adelaide, Australia. Pun demikian sama halnya dengan Fakultas Psikologi UI, yang bekerja sama dengan University of Queensland, Australia.

Beberapa PT atau Universitas kenamaan lainnya di Jakarta juga menyelenggarakan program ini. Sebut saja misalnya Universitas Trisakti, Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, Universitas Tarumanegara, dan beberapa PT serta Universitas lainnya. Di Luar PT dan Universitas, program Double Degree juga ditawarkan lewat lembaga-lembaga pemberi beasiswa, baik dari dalam maupun luar negeri. Umumnya program beasiswa yang ditawarkan adalah untuk program post graduate, atau program S-2 dan S-3. Misalnya saja beasiswa yang ditawarkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), European Education Centre (EEC), Netherland Education Center (NEC), British Council, The American Exchange Foundation (AMINEF), Putera Sampoerna Foundation, dan berbagai lembaga beasiswa lainnya di Jakarta.

Terbukti bukan, bahwa Program Double Degree tidak hanya sebatas trend atau gengsi saja, untuk berkuliah di luar negeri. Program ini membawa manfaat yang postif bagi mahasiswa dan dunia pendidikan di Indonesia. (afi)


Tertarik Mengikuti Program Double Degree?
Kelihatannya menarik, bergengsi, dan pastinya membuat kita berkesempatan meraih 2 gelar sekaligus. Namun, ada sejumlah persyaratan untuk mengikuti Program Double Degree yang harus dipenuhi. Diantaranya:

1. Memiliki nilai IPK S-1 minimal 3,00 dan IPK S-2 minimal 3,25. Memiliki ijazah asli serta copy yang sudah dilegasir oleh Departemen Pendidikan Nasional.

2. Bagi calon peserta Program Double Degree S-1, tidak boleh ada mata pelajaran yang meraih nilai di bawah 7.

3. Memiliki skor TOEFL atau IELTS (bagi calon mahasiswa yang ingin berkuliah di Inggris dan negara-negara persemakmurannya), dengan rata-rata minimal 600 untuk TOEFL dan 6 untuk IELTS. Khusus untuk IELTS, kemampuan mendengar (listening) dan membaca (reading) harus sama besar, yakni minimal 6. Tidak boleh salah satunya lebih rendah dan yang satu lebih tinggi.

4. Beberapa Universitas di Eropa meminta surat bukti pernyataan keaslian, hasil penelitian karya ilmiah (Skripsi, Thesis) pada jenjang pendidikan sebelumnya, yang disertai legalisir pihak Universitas, Fakultas, dan para Penguji karya ilmiah tersebut, di Universitas asal.

5. Beberapa Universitas di Eropa meminta surat keterangan dan referensi bagi calon mahasiswa Program Double Degree, yang dikeluarkan dan ditandatangani oleh minimal 2 orang, yang terdiri dari 1 orang profesor/Guru Besar/Doktor dan 1 orang dosen dengan kualifikasi Magister (S-2).

6. Beberapa Universitas di Amerika Utara dan Eropa, memberlakukan sistem deposito jaminan biaya hidup dan penyelesaian pendidikan (berlaku baik untuk program reguler maupun program beasiswa), yang jumlahnya bervariasi, ditentukan oleh masing-masing Universitas, dan berbeda-beda di setiap kota/negara.

Sumber : Pasarinfo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar