Sarana pendidikan untuk mencetak fotografer-fotografer yang professional Saat ini dunia fotografi tidak hanya berkembang di kalangan orang-orang dewasa atau kalangan profesional saja, tetapi generasi muda saat ini juga sudah mulai menggemarinya. Bahkan ada juga beberapa orang yang menjadikan dunia fotografi sebagai lapangan kerja atau lahan bisnis Perkembangan fotografi di Indonesia sudah mencapai sebuah titik yang cukup memuaskan. Akhir-akhir ini, banyak sekali pameran-pameran karya seni fotografi yang digelar di berbagai kota besar di Indonesia. Hal ini memancing generasi muda Indonesia untuk mulai menggeluti dunia seni fotografi. Tentunya hal ini pun perlu didukung dengan adanya sarana-sarana belajar yang sangat memadai sehingga mampu untuk mencetak fotografer-fotografer muda yang profesional di bidang fotografi ini. Salah satu jawaban dari kebutuhan akan sarana belajar ini adalah adanya sekolah fotografi yang dapat mengakomodir segala kebutuhan belajar para seniman muda ini. Proses belajar yang diikuti oleh seniman-seniman muda ini tidak hanya terbatas pada pemberian materi saja, tetapi juga bagaimana cara mereka mempraktekkan apa yang sudah mereka dapatkan dalam kelas serta bagaimana cara mereka menampilkan karya mereka dalam sebuah galeri. Seni fotografi adalah salah satu seni yang erat kaitannya dengan teknologi canggih. Kamera-kamera digital dengan resolusi tinggi yang menggantikan kamera “tradisional”, membuat masyarakat harus banyak belajar supaya tidak tertinggal dari negara lain. Menurut Darwis Triadi, seni itu adalah eksplorasi dan imajinasi. “Jika dikaitkan dengan fotografi, maka seni fotografi adalah eksplorasi dari apa yang kita bayangkan, kita pikirkan dan apa yang kita imajinasikan serta dapat dikompromikan dengan jiwa kita,” ujar fotografer senior yang juga pemilik sekolah Fotografi Darwis Triadi ini. Proses Belajar dalam Sekolah Fotografi Proses belajar adalah mendapatkan dan memperdalam materi, mempraktekkannya dan memamerkan karya mereka. Di dalam sekolah fotografi sudah terdapat fasilitas yang mendukung proses belajar mengajar, sehingga para pemakainya tidak perlu lagi untuk harus keluar dari area sekolah hanya untuk mencetak selembar foto, mencari buku acuan belajar, atau harus menunggu seorang kurator datang untuk memamerkan foto mereka. Dalam belajar di sekolah fotografi, sama seperti belajar di sekolah non formal umumnya, yakni terdapat level atau tingkatannya. Sistem pengajarannya dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu basic, intermediate, dan advance. Di luar itu terdapat juga kelas khusus (special class) dengan materi pencahayaan studio dengan produk, dan pencahayaan studio dengan model. Di tahap basic, siswa diperkenalkan dengan kamera, pencahayaan, dan sudut pemotretan. Begitu naik kelas ke intermediate, siswa masuk ke studio dan mempraktikkan cara memotret yang profesional. Sementara itu di tahap advance mereka belajar lebih detail lagi. Di sini siswa bebas memilih bidang fotografi yang mereka sukai, misalnya produk, iklan atau traveling. Selain itu, kegiatan lain penunjang pembelajaran adalah workshop, hunting, in out framing, pameran galeri foto, dan gathering atau diskusi dengan para alumni dan para pakar fotografer lainnya. Dalam gathering ini, biasanya para siswa mendapatkan networking untuk job atau bisnis fotografi. Menjadi seorang fotografer professional Untuk menjadi seorang fotografer profesional, Darwis mengatakan bahwa seorang fotografer itu harus harus memiliki tahapan, seperti keberanian untuk mencoba, melihat lebih dalam, dan menggunakan perasaan. “Fotografi itu berkaitan dengan cahaya, jadi kita harus belajar melihat cahaya, dan belajar merasakan cahaya, karena dalam fotografi itu seperti kehidupan, dimana kita harus memiliki kepekaan rasa dan harus selalu terus belajar, dan jangan cepat puas,” kata pria berkumis ini. Seorang fotografer yang menjiwai pekerjaannya, menurut Darwis, akan tahu bagaimana menghasilkan foto yang indah. “Menentukan angle yang baik tidak bisa diterangkan, tapi hanya bisa dirasakan. Dengan logika dan rasa, hasilnya akan jauh lebih bagus ketimbang menggunakan teknik semata,” ujarnya yakin. Dan berdasarkan pengalamannya memotret, penguasaan teknik bisa dikalahkan oleh rasa. “Banyak teman saya yang menguasai teknik, tapi hasil fotonya kurang bagus, karena tidak ada unsur rasa di dalamnya. Orang sering lupa akan hal itu,” ungkapnya memberi wejangan. Dalam kesempatan ini Darwis membuka rahasia keindahan fotonya, yakni terletak pada kedalamannya saat proses sebelum rana kamera dijepret. Sebelum menyiapkan peralatan, ia mempelajari betul karakter obyek yang akan dibidik. Lebih jauh lagi, pendalaman karakter juga menyangkut pose dan arah cahaya yang dijatuhkan pada obyek. “Pemotretan yang berhasil terletak pada pemahaman karakter dan pencahayaan yang baik,” katanya tanpa bermaksud menggurui. “Teknik memotret bisa ditiru,” tuturnya menambahkan, “Namun jiwa yang keluar dari sebuah foto adalah milik sang fotografer.” Mungkin, karena itulah Darwis tak takut hasil karyanya ditiru orang lain. Empat hal lain yang menurutnya penting dalam mengiringi proses belajar seorang calon fotografer profesional adalah komitmen, spirit, motivasi dan mental yang kuat. (tha. Foto: ahm) Ruangan dan fasilitas dalam sekolah fotografi Ruang kelas, merupakan ruangan yang digunakan bagi para siswa untuk mendapatkan materi yang bersifat teori. Selain ruang kelas terdapat pula fasilitas seperti: • Studio foto, merupakan ruangan dimana pelajar dapat mengambil gambar, menerapkan, dan mempraktekkan teori yang telah mereka dapatkan terutama untuk pemotretan indoor. • Kamar gelap, merupakan ruangan dimana pelajar dapat melakukan proses pencucian film dan pencetakan foto. • Galeri foto, merupakan area dimana pelajar dapat memamerkan dan menikmati foto-foto terbaik mereka. • Perpustakaan, merupakan area dimana pelajar dapat memperdalam pengetahuan mereka dibidang fotografi serta mencari data-data yang mendukung dalam proses belajar mereka. • Café, merupakan area dimana pelajar dapat bersantai sambil menikmati makanan dan minuman. • Lobby, merupakan area dimana pelajar dapat bersantai sambil menghabiskan waktu bersama pelajar yang lain. • Kantor, merupakan area dimana seluruh staff sekolah melaksanakan kegiatan administrasi dan sebagainya. • Ruang mentor, merupakan ruangan yang digunakan oleh mentor untuk beristirahat. Sumber : Pasarinfo.com |
Rabu, 09 September 2009
Sekolah Fotografi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar