Selasa, 08 September 2009

Aman Menerjang Banjir




Musim hujan berkepanjangan sudah mulai datang. Untuk menghindari basah saat pergi-pulang kerja, pengendara sepeda motor cukup mengandalkan jas huja. Bagaiamana bila banjir? Untuk pemilik motor jenis bebek, berikut kami kutipkan tips dari kompas.co.id.

Kembali ke standar

Bagian-bagian yang dilepas, seperti pelindung kaki (tameng) dipasang kembali. Begitu juga mesin, tenaga yang besar (akibat sudah dimodifikasi) bisa membuat roda belakang spin. Kalau gejala itu berlangsung saat menikung, bisa-bisa terjatuh.

Demikian pula dengan pemakaian ban. Jenis semi-slick kurang tepat untuk digunakan karena daya cengkerem kurang menggigit. Sebelum jalan, bila kondisi jalan basah, periksa tekanan angin ban. Pastikan tidak melewati ukuran standar atau dikurangi 1-2 psi agar permukaan ban minimal 70% menapak ke aspal.

Lindungi busi

Untuk mencegah agar busi tidak terendam air, lindungi dengan plastik akrilik dengan memanfaatkan sisi kiri dan kanan tameng sebagai peganggannya. Mulai dari bagian paling bawah tameng menutupi blok mesin. Agar plastik tidak koyak karena terkena tekanan air atau membentur kepala silinder, bagian atas dan bawah dikasih tripleks atau bisa juga bambu. Bisa juga dengan dilem atau diikat dengan kawat halus.

Untuk menempelkan plastik akrilik ke tameng gunakan plakban atau solatape (bukan dari kertas) yang lebar. Ketika menerjang banjir, upayakan kecepatan rata (5 km/jam) jangan dientak-entak yang bisa membuat air melepaskan pelindung.

Sekalipun busi sudah dilingdungi, untuk lebih meyakinkan, sambungan kepala busi dengan kabel sebaiknya diberi cairan perapat (sealer) untuk menutupi lubang pernafasan.

Tutup plastik

Jika ketinggian air hampir menutupi roda dan Anda tetap bersikeras melewatinya, jangan mengandalkan mesin hidup. Lebih baik didorong (mesin matikan). Sebelum menerobos air copot kabel busi ujungnya ditutup dengan plastik (diikat karet). Begitu juga dengan blok dan kepala silinder. Kalau masih panas, tunggu sampai dingin, baru dibungkus dengan plastik (bila perlu berlapis ganda) dan diikat pakai karet.

Stik oli


Periksa tongkat pengukur oli mesin dan pastikan masih rapat. Kalau sudah longgar, sebaiknya ditutup juga dengan plastik agar air tidak masuk bercampur dengan oli.

Setelah berhasil melewati banjir, copot semua pelindung, tunggu beberapa menit agar air jatuh. Bila perlu dibantu dengan memiringkan ke kiri dan kekanan. Pasang standar tengah, tekan ke belakang dan ke depan beberapa kali. Baru kemudian nyalakan mesin dan tunggu beberapa menit.

Sumber : Pasarinfo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar